Kamis, 05 Agustus 2010

Kota Labuan Bajo, Dari Kota Wisata Menuju Kota Sampah


Sejumlah ruas jalan di kota Labuan Bajo penuh sampah. Karung sampah rumah tangga menumpuk di pinggir jalan. Sampah di bak-bak penampungan meluber hingga ke bibir jalan. Lalat berseliweran. Bau busuk menyengat. Tiga bulan terkahir, Labua Bajo seperti kota sampah

Tumpukan sampah berbulan bulan ditemukan kawasan pasar Impres Gorontalo, Tempat pelelangan Ikan (TPI) kampung ujung, pasar lama. ”Ini sampah sudah berbulan bulan belum diangkut. Sebelum-sebelumnya lancar. Petugas datang angkut. Biasanya seminggu sekali. Tapi kali ini sudah terlambat. Alasan apa, kita tidak tahu. Mungkin otonya macet,” kata seorang warga kampung ujung

Banyak warga kecewa dengan tidak terangkutnya sampah dalam kota labuan bajo. ketua asosiasi Tour and Travel (Asita) Theodorus hamun misalnya mengaku kesal melihat sampah yang bertumpuk berbulan bulan di bak bak penampungan dan berserakan di sejumlah ruas jalan. ”sangat ironis dengan sebuah kota pariwisata. Saya tidak mengerti dengan kondisi ini. Apakah pemkab menyadari ini atau tidak” keluhnya

Menurut Hamun kawasan kampung ujung hingga kampung air dan kawasan gorontalo adalah kawasan yang selalu di lintasi wisatawan. Sangat disayangkan kalau tamu tamu asing ini berjalan diatas ruas jalan yang jorok, banyak sampah dan menghirup bauk busuk. Sunguh sangat tidak etis menurut Hamun ”kita mengundang orang untuk datang melihat obyek wisata di manggarai barat dan yang pertama disunguhkan adalah tumpukan sampah. Jelas banyak wisatawan tidak betah nyinap lebih lama di Labuan bajo” ungkapnya

Keluhan yang sama juga diungkapkan Direktris PT. Getrudis, Getrudis Naus. Menurut dia Kota labuan bajo yang dikenal dengan kota Wisata sudah berubah menjadi kota sampah dan kota ternak. ”dimana mana ada sampah dan hewan ternak berkeliaran sembarangan. Sangat disayangkan” keluhnya.

Camat Komodo Idris Epang justru cuci tangan. Menurut penjabat yang baru beberapa bulan dilantik menjadi camat ini menegaskan tangungjawab kebersihan kota masih belum jelas menjadi tangungjawan instansi mana. Menurutnya harus dibagun kesepahaman lagi anatar badan lingkungan hidup, Dinas pekerjaan umum (PU) an pihak kecamatan komodo. ”Memang selama ini kebersihan kota labuan bajo dilakukan oleh pasukan kuning yang sementara ada di bawah kecataman komodo. Tapi sebetulnya belum jelas. Harus ada koordinasi antara PU, badan Lingkungan Hidup dan Kecamatan komodo” ungkapnya

Tidak terangkutnya sampah selama beberapa bulan terakhir menurutnya karena persoalan armada pengangkut dan kekuatan tenaga pasukan kuning. Armada berupa kenadaraan pengakut kata Ebang sudah mulai rusak dari 3 kendaraan yang berfungsi cuman satu kendaraan, dan kaang sering masuk bengkel. Sementara biaya perbaikan sejumlah armada ini sangat terbatas bahkan tidak mencukupi.

Lebih lanjut Ebang yang ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu mengungkapkan banyaknya sampah berserakan di ruas jalan juga karena faktor kesadaran warga yang masih suka membuang sampah di sembarang tempat. Tong tong sampah yang sudah disiapkan oleh Badan lingkungan hidup nyaris tidak digunakan bahkan beberapa tong sampah tersebut sudah hilang dan mulai rusak.

Bagi Eabang kebersiahan kota labuan bajo menjadi tangungjawab bersama. Masayarakt mestinya sadar akan kebersiahn lingkungan minmal di lingkungan rumahnya masing masing. ”kebersihan kota labuan bajo tidak sepenuhnya menjadi tangunjwab pemerintah semata tapi semua pihak” ungkapnya

Pemerhati pariwisata Paulus Boleng, ketika berbincang bincang dengan Le Gola baru baru ini mengatakan Sampah dalam kota labuan bajo menjadi persoalan serius. Perkembangan wisata labuan bajo bisa tercoreng hanya karena tidak becus mengurus sampah. Persoalan sampah menurut Boleng mesti diperhatikan secara serius oleh pemerintahan Mabar 5 tahun kedepan. ”saya sangat mengharapakan kepemimpinan Gusti-Maxi serius memerangi sampah di mabar terutama dalam kota labuan bajo. jujur kalau mau di kata belakangan Kota Labuan bajo sangat memalukan. Tidak seperti yang di promosikan” ungkapnya

Penanganan sampah dalam kota labuan bajo diharapakannya dilakukan secara profesional. Sampah juga bisa dikelola menjadi uang. Disamping sampah bagi dia penting menata kembali kota. ”pembangunan yang bisa memberi rasa nyaman bagi warga dan terutama Wisatawan untuk tingal lebih lama di labuan bajo adalah harapan kita semua bisa terwujud dari pemerintahan yang mendapat dukungan mayoritas warga mabar ini” harapnya***

Perpaduan Ego Idealist dan Ego Realist

Agustinus Ch Dula – Gasa Maximus

Pasangan Calon Bupati, Agustinus Ch Dula dan calon wakil Bupati Gasa Maximus dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten Manggarai Barat (Mabar) 3 juni lalu menang telak satu putaran. Pasangan yang didukung oleh parti PAN, Pelopor, PPDI, PKNU dan Demokrat ini meraih 31,15 persen dan mengangkangi pasangan lainnya. GustI bisa di bilang pasangan dinamis karena keduanya memiliki dorongan untuk berubah dan berorientasi kedepan. Keterbukaan pikiran yang dimiliki memudahkan keduannya untuk menerima ide ide baru. Keduanya suka berdialog dengan banyak orang.

Pandangan tentang kesetaraan manusia mengarahkan mereka untuk menghargai setiap orang dari berbagai kalangan. Dula yang progresif akan banyak menampung masukan dari berbagai pihak. Jika masukan itu dinilai baik, maka ia akan memakainya untuk melakukan perubahan. Maxi menghitung cermat setiap langka yang akan diambil. Dula yang idealistik akan diimbangkan dengan Maxi yang realistik.

Dari sifat mereka yang mementingkan intelektualitas dan ilmu pengetahuan, dapat di duga adanya kemungkinan bahwa langka langka yang akan diambil pasangan Dula dan Maxi adalah langka yang didasarkan pada penalaran dan argumentasi yang logis. Keduanya terbiasa mengunakan penalaran yang didasari oleh logika ilmiah. Perpaduan ini memungkinkan mereka untuk mengeluarkan program program yang berorientasi pada sebuah perubahan yang rasional yang tentu saja signifikan pengaruhnya pada kemajuan Kabupaten Manggarai Barat.

Kemampuan Maxi, memanfaatkan kesempatan untuk perbaikan mendapatkan pancingan dari kecentrungan Dula untuk menerima banyak ide. Maxi dapat menemukan banyak ide yang prospekti, relistik, dan menguntungkan. Maxi dapat berperan sebagai esekutif yang menyeimbangkan tuntutan tuntutan ideal dalam diri Dula agar lebih realistis untuk dijalankan.

Internalisasi nilai nilai agama, moral dan itelektual dalam diri Dula berperan besar membentuk dirinya cerdrung ingin mencapai yang ideal dan mengabaikan hal hal realistik yang menurutnya tidak mulia. Pengalaman Maxi selama menjadi pempimpun di beberapa dinas membuatnya lebih rasional melihat persoalan. Perpaduan kedua dapat menghindarkan mereka dari sifat mengawang awang dan sisi lain juga menjaga agar tindakan yang diambil tidak terlalu prakmatis serta tidak melulu berorientasi pada yang sekarang dan di depan mata. Pasangan ini akan cendrung memiliki orientasi ke depan sambil tetap menapak kaki ke Bumi, sehingga kemajuan dan perbaikan dapat berlangsung secara seimbang.

Pola penalaran Dula yang sistimatis dan kompleksitas pikiran yang tinggi mengarahkan Dula untuk selalu mempertimbangkan banyak hal dan terus menerus mau menerima masukan dari banyak orang. Kecendrungan ini menjamin lahirnya sebuah keputusan yang efektif dan memuaskan banyak pihak, tetapi tidak efisien karena membutukan waktu lama dan kecendrungan lambat dalam menghasilkan tindakan konkrit. Untuk mengatasi ini, sebenarnya Dula memiliki banyak perbendaharaan pengetahuan tentang program konkrit. Maxi cendrung realistik dan cepat mengambil keputusan dan kecendrungan ini dapat melengkapi kelemahan Dula. Ia mampu membantu Dula untuk membuat keputusan Realistik yang sesuai dengan tuntuan masyarakat Mabar. Jika dua kecendrungan ini dipadukan dan dikelola dengan baik, maka hasil pengambilan keputusan mereka efisien.

Kebutuhan aviliasi yang tinggi pada diri Dula akan mengarakan diriya untuk mau mendengar orang lain. Dula Bupati Mabar ke II, akan disenangi banyak orang dan mampu membina relasi dengan banyak pihak termasuk pihak di luar pemerintahan. Namun, kecendrungan ini bisa menjadi kelemahan buatnya sebab akan mengarahkan pada kepemimpinan yang tidak efisien. Karena dengan demikian akan banyak orang terlibat dalam pemerintahan Dula, tanpa kontrol yang cukup kuat. Maxi yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi dapat membantu Dula untuk membuat rambu rambu yang menjaga konsistensi arah dan laju pemerintahan. Perpaduan yang baik dari kebutuhan aviliasi yang tinggi pada Dula dan kebutuhan prestasi Maxi, dapat menghasilkan pemerintahan yang efisien dengan arah yang jelas dan melaju cepat.

Koalisi dengan banyak pihak sangat mungkin dilakukan oleh Dula dan Maxi. Dula yang cendrung senang bekerjasama dan menyenangkan orang lain akan membuka kesempatan pada semua pihak untuk terlibat. Sementara Maxi cendrung melakukan koalisi dengan pertimbangan efiensi dan kemudahan pencapaian hasil yang lebih baik. Persoalannya mereka berdua bukan orang yang memiliki kontrol yang kuat.

Untuk menutupi kekurangan pemerintahan pasangan Dula- Maxi dibutukan komposisi kabinet yang terdiri dari orang orang tegas, namun loyal dan memiliki pemikiran sejalan dengan mereka berdua. Orang orang yang dapat membantu Dula dan Maxi untuk menetapkan secara tegas arah kebijakan dan menjaga laju pemerintahan yang stabil dan cepat. Dula dan Maxi perlu menentukan sejak awal batasan batasan kebijakan mereka. Pelaksanaan kebijakan itu dilapangan diserahkan pada mereka yang memiliki ketegasan dan loyalitas tinggi agar dapat terjamin jalannya sampai mencapi tujuan.

Perpaduan Dula dan Maxi memiliki banyak kekuatan, disamping kelemahannya, jika dikelola dengan baik dan dilengkapi oleh kabinet yang terdiri dari orang orang tegas, berkemampuan, loyal dan berorientasi pada perbaikan kesejahteraan rakyat akan menghasilkan pemerintahan yang efisien. Seperti gambaran pada pribadi yang sehat, Dula yang menjadi ego ideal yang mengikuti tuntutan tuntutan ideal semetara Maxi menyusaikan diri secara realistik dengan desakan kaadaan dan kebutuhan rakyat. Perpaduan optimal keduanya yang disertai dengan program yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan rakyat, dalam pelaksanaannya sangat membantu Mabar menjadi sebuah kabupaten yang sejahtera.***